I. Kompetensi
Inti (KI)
KI-1. Menghayati dan mengamalkan aj aran agama
yang dianutnya.
KI-2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI-3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, danperadabanterkaitpenyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
II. Kompetensi
Dasar (KD)
2.2
Membiasakan bekerja sama dalam perekonomian Islam.
3.2
Menelaah aturan Islam tentang perekonomian Islam.
4.2
Mempraktikkan cara jual beli, khiyar, musaqah, muzara’ah, mukhabarah, syirkah,murabahah,
mudharabah, dan salam.
III. Indikator
Pembelajaran
1. Menjelaskan
aturan Islam tentang perekonomian dalam Islam.
2.
Mempraktikkan
cara jual beli.
3.
Mempraktikkan
khiyar.
4.
Mempraktikkan musaqah,
muzara’ah dan mukhabarah.
5.
Mempraktikkan
syirkah.
6.
Mempraktikkan
murabahah.
7.
Mempraktikkan
mudharabah.
8.
Mempraktikkan
salam.
IV. Tujuan
Pembelajaran
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan peserta didik mampu:
1. Menjelaskan aturan Islam tentang perekonomian dalam Islam
dengan baik.
2.
Mempraktikkan
cara jual beli yang benar.
3.
Mempraktikkan
khiyar dengan benar.
4.
Mempraktikkan musaqah,
muzara’ah dan mukhabarah dengan baik.
5.
Mempraktikkan
syirkah dengan benar.
6.
Mempraktikkan murabahah dengan
benar.
7.
Mempraktikkan
mudharabah dengan benar.
8.
Mempraktikkan
salam benar.
V. MATERI PEMBELAJARAN
A. Jual Beli
A. Jual Beli
1.
|
Pengertian
dan Dasar hukum Jual Beli
Jual beli adalah suatu transaksi tukar menukar barang
atau harta yang
mengakibatkan pemindahan hak milik sesuai dengan syarat dan rukun
tertentu. Dasar hukum jual beli bersumber dari Al-Qur'an dan Al-
Hadis :
Firman Allah Swt: . f . -
mengakibatkan pemindahan hak milik sesuai dengan syarat dan rukun
tertentu. Dasar hukum jual beli bersumber dari Al-Qur'an dan Al-
Hadis :
Firman Allah Swt: . f . -
“Dan Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah/2 : 275).
2.
|
Syarat
dan Rukun Jual Beli
a. Rukun Jual Beli
1)
Ada
penjual.
2)
Ada
pembeli.
3) Ada
barang atau harta yang diperjualbelikan.
4)
Ada uang atau alat bayar yang
digunakan sebagai penukar barang.
5)
Ada lafadz
ij ab qabul, yaitu sebagai bukti akan adanya kerelaan dari kedua belah
pihak.
b. Syarat Barang yang Diperjualbelikan
1)
Barang itu
suci, artinya bukan barang najis.
2)
Barang itu
bermanfaat.
3)
Barang itu
milik sendiri atau milik orang lain yang telah mewakilkan untuk menjualnya.
4)
Barang itu
dapat diserahterimakan kepemilikannya.
5)
Barang itu dapat diketahui jenis,
ukuran, sifat dan kadarnya.
c. Syarat Penpal dan Pembeli
1)
Berakal sehat, orang yang tidak
sehat pikirannya atau idiot (bodoh), maka akad jual belinya tidak sah.
2)
Atas kemauan
sendiri, artinya jual beli yang tidak ada unsur paksaan.
3)
Sudah dewasa
(Baligh), artinya akad jual beli yang dilakukan oleh anak-anak jual belinya tidak
sah, kecuali pada hal-hal yang sifatnya
sederhana atau sudah menjadi adat kebiasaan. Seperti jual beli es,
permen dan Iain-lain.
4)
Keadaan penjual dan pembeli itu
bukan orang pemboros terhadap
harta, karena keadaan mereka yang demikian itu hartanya pada dasarnya berada pada tanggung jawab walinya.
3. Jual Beli yang Terlarang
a. Jual beli yang sah tapi terlarang antara lain:
1)
Jual beli yang harganya
diatas/dibawah harga pasar dengan cara menghadang penjual sebelum
tiba di pasar.
2)
Membeli
barang yang sudah dibeli atau dalam proses tawaran orang lain.
3)
Jual beli barang untuk ditimbun
supaya dapat dijual dengan harga mahal di
kemudian hari, padahal masyarakat membutuhkannya saat itu.
4) Jual beli untuk alat maksiat:
5) Jual beli dengan cara menipu.
6) Jual beli yang mengandung riba.
4) Jual beli untuk alat maksiat:
5) Jual beli dengan cara menipu.
6) Jual beli yang mengandung riba.
b. Jual beli terlarang dan tidak sah, yaitu :
1)
Jual beli
sperma binatang.
2)
Menjual anak
ternak yang masih dalam kandungan induknya.
3)
Menjual belikan
barang yang baru
dibeli sebelum diserahterimakan
kepada pembelinya.
4)
Menjual
buah-buahan yang belum nyata buahnya,
B. Khiyar
Khiyar ialah : memilih
antara melangsungkan akad jual
beli atau
membatalkan atas dasar pertimbangan yang matang dari
pihak penjual dan
pembeli.
1. Jenis-jenis
Khiyar
ada 3 macam, yaitu :
a. Khiyar Majlis, artinya memilih untuk
melangsungkan atau
membatalkan akad jual beli sebelum keduannya berpisah dari
tempat akad.
membatalkan akad jual beli sebelum keduannya berpisah dari
tempat akad.
b. Khiyar Syarat, yaitu khiyar yang dijadikan syarat
waktu akad
jual beli, artinya si pembeli atau si penjual boleh memilih antara
meneruskan atau mengurungkan jual belinya selama persyaratan
itu belum dibatalkan setelah mempertimbangkan dalam dua atau
tiga hari.
jual beli, artinya si pembeli atau si penjual boleh memilih antara
meneruskan atau mengurungkan jual belinya selama persyaratan
itu belum dibatalkan setelah mempertimbangkan dalam dua atau
tiga hari.
c. Khiyar AM,
yaitu memilih melangsungkan akad jual beli atau
mengurungkannya bilamana terdapat bukti cacat pada barang.
mengurungkannya bilamana terdapat bukti cacat pada barang.
C. Musaqah,
Muzaraah, Dan Mukhabarah
1. Musaqah
1. Musaqah
a. Pengertian Musaqah
Musaqah merupakan kerja sama antara
pemilik kebun atau tanaman dan pengelola atau penggarap untuk memelihara dan
merawat kebun atau tanaman dengan perjanjian bagi hasil yang
jumlahnya menurut kesepakatan bersama dan perjanjian itu disebutkan
dalam aqad.
b. Kukum Musaqah
Hukum musaqah adalah mubah (boleh).
c. Rukun Musaqah
1. Pemilik dan penggarap kebun.
2.
Pekerjaan
dengan ketentuan yang jelas baik waktu, jenis, dan sifatnya.
3.
Hasil yang diperoleh berupa buah,
daun, kayu, atau yang lainnya. Buah,
hendaknya ditentukan bagian masing-masing (yang punya kebun dan tukang kebun)
misalnya seperdua, sepertiga, atau berapa saja asal berdasarkan
kesepakatan keduanya
pada waktu akad.
4.
Akad, yaitu ijab qabul baik
berbentuk perkataan maupun tulisan.
2. Mukhabarah
a. Pengertian
Mukhabarah
Mukhabarah
adalah kerjasama antara pemilik lahan dengan penggarap sedangkan benihnya dari
yang punya tanah . Pada umumnya kerj asama
mukhabarah ini dilakukan pada tanaman yang benihnya cukup mahal, seperti cengkeh, pala, vanili, dan Iain-lain. Namun tidak tertutup kemungkinan pada tanaman
yang benihnya relatif murah pun dilakukan kerjasama mukhabarah .
b. Pengertian
Muzarah
Muzarah adalah kerjasama antara pemilik
lahan dengan penggarap sedangkan benihnya dari penggarap. Pada umumnya
kerjasama muzaraah ini dilakukan pada tanaman yang benihnya
relatif murah, seperti padi, jagung, kacang, kedelai dan Iain-lain.
D. Syirkah
1. Pengertian dan Macam-Macam Syirkah
Syirkah adalah suatu akad dalam bentuk
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam bidang modal atau
jasa, untuk mendapatkan keuntungan.
2. Macam-Macam
Syirkah
Secara
garis besar syirkah dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Syirkah amlak (syirkah kepemilikan) Syirkah amlak ini terwujud
karena wasiat atau kondisi lain yang menyebabkan kepemilikan
suatu aset oleh dua orang atau lebih.
karena wasiat atau kondisi lain yang menyebabkan kepemilikan
suatu aset oleh dua orang atau lebih.
b. Syirkah
uqud (Syirkah kontrak atau kesepakatan), Syirkah
uqud ini
terjadi karena kesepakatan dua orang atau lebih kerjasama dalam
syarikat modal untuk usaha, keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama. Syirkah uqud dibedakan menjadi empat macam :
terjadi karena kesepakatan dua orang atau lebih kerjasama dalam
syarikat modal untuk usaha, keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama. Syirkah uqud dibedakan menjadi empat macam :
1) Syirkah 'inan (harta).
Syirkah
harta adalah akad kerjasama dalam bidang permodalan sehingga
terkumpul sejumlah modal yang memadai untuk diniagakan supaya mendapat keuntungan.
2) Syirkah a’mal (serikat kerja/ syirkah
’abdan)
Syirkah
a’mal adalah
suatu bentuk kerjasama dua orang atau lebih yang bergerak dalam
bidang jasa atau pelayanan pekerjaan dan keuntungan dibagi menurut kesepakatan. Contoh : CV, NP, Firma, Koperasi dan Iain-lain.
3) Syirkah
Muwafadah
Syirkah Muwafadah adalah
kontrak kerjasama dua orang atau lebih, dengan syarat kesamaan
modal, kerj a, tanggung jawab, beban hutang dan kesamaan laba
yang didapat.
4) Syirkah
Wujuh (Syirkah keahlian)
Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang
atau lebih yang memiliki reputasi baik serta ahli dalam bisnis.
3. Rukun
dan Syarat Syirkah
Rukun
dan syarat syirkah dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a.
|
Anggota yang
berserikat, dengan syarat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri dan baligh, dan mengetahui pokok-pokok perjanjian.
b.
|
Pokok-pokok perjanjian syaratnya :
- Modal pokok
yang dioperasikan harus jelas.
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga harus jelas.
- Yang disyarikatkan (objeknya) tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
c. Sighat, dengan Syarat: Akad
kerjasama harus jelas sesuai dengan perjanjian.
E. Mudharabah dan Murabahah
1. Mudharabah
1. Mudharabah
a. Pengertian
Mudharabah
Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama perniagaan
dimana si pemilik modal menyetorkan modalnya kepada pengelola
dengan keuntungan
akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari
kedua belah pihak sedangkan jika mengalami kerugian akan ditanggung oleh
si pemilik modal.
b. Rukun Mudharabah
Rukun mudharabah yaitu:
■
Adanya
pemilik modal dan mudhorib
■
Adanya modal, kerja dan keuntungan
■
Adanya
shighot yaitu Ijab dan Qobul
c. Macam-Macam
Mudharabah
Secara
umum mudharabah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu
1) Mudharabah muthlaqah
Di mana pemilik modal memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola (mudharib)
untuk mempergunakan dana tersebut dalam usaha yang
dianggapnya baik dan menguntungkan. Namun pengelola tetap bertanggung jawab untuk
melakukan pengelolaan sesuai dengan praktik kebiasaan usaha normal yang
sehat.
2) Mudharabah muqayyadah
Di mana pemilik dana
menentukan syarat dan pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut
dengan jangka
waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.
2. Murabahah
Murabahah adalah
transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai maupun
kredit. Hal yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah penjual
harus memberitahukan kepada pembeli harga
barang pokok yang dijualnya serta jumlah keuntungan yang diperoleh
F. Salam (Jual Beli Sistem Inden Atau
Pesan)
1. Pengertian
Salam
Menurut
istilah jual beli model salam yaitu merupakan pembelian barang yang pembayarannya dilunasi di muka, sedangkan penyerahan barang dilakukan di
kemudian hari.
2. Rukun dan Syarat Jual Beli Salam
Dalam
jual beli salam, terdapat rukun yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Pembeli (muslam).
b. Penjual (muslam ilaih).
c. Modal / uang (ra’sul maal).
d. Barang (muslam
fiih). Barang yang menjadi obyek transaksi harus
telah terspesifikasi secara jelas dan dapat diakui sebagai hutang.
telah terspesifikasi secara jelas dan dapat diakui sebagai hutang.
Sedangkan syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Pembayaran dilakukan dimuka (kontan).
b. Dilakukan
pada barang-barang yang memiliki keriteria jelas.
c. Penyebutan
kriteria barang dilakukan saat akad dilangsungkan.
d. Penentuan tempo penyerahan barang pesanan.
e. Barang pesanan tersedia pada saat jatuh tempo.
f. Barang
pesanan adalah barang yang pengadaannya dijamin pengusaha
Kerjakan Tugas Berikut ini
Kerjakan Tugas Berikut ini
Klik link
Selamat Mengerjakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar